Kelahiran Yesus Kristus sejatinya merupakan berita sentral dari
seluruh Alkitab dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru, dan
kelahiran Yesus telah menjadi perayaan massa terbesar di dunia setiap
bulan Desember. Kata “Christmas” sendiri berasal dari kata “Christ”
(Kristus, dalam bahasa Yunani berarti “yang diurapi”) dan kata “mass”,
yang berarti perayaan (celebration), secara sederhana
“Christmas” dapat diartikan perayaan tentang Kristus dan kelahiran-Nya
(perayaan natal). Sekalipun keotentikan mengenai perayaan Natal dan
mengenai hari serta tanggal kelahiran Kristus tidak pernah berhenti
diperdebatkan banyak kalangan termasuk oleh kalangan non Kristen. Banyak
orang yang mencoba menyanggah bahwa kelahiran Kristus bukanlah di bulan
Desember dan bukan berasal dari ajaran atau tradisi Alkitab, tetapi
merupakan tradisi penyembah berhala (pagan). Namun ternyata
tidak dapat disangkal bahwa Alkitab sendiri sesungguhnya menyingkapkan
nilai-nilai keagungan yang maha ajaib dan penuh anugerah bagi kehidupan
manusia melalui peristiwa kelahiran Kristus (natal). Pada akhirnya
setiap orang Kristen yang benar-benar memahami makna dan tujuan dari
kelahiran Kristus ke dunia tidak akan meletakkan makna natal pada hari
dan tanggal kelahiran Kristus ke dunia. Perhitungan manusia dapat salah
total namun Allah tidak mungkin salah dalam menghadirkan rencana dan
kehendak kasih-Nya yang kekal bagi orang-orang yang dikasihi-Nya (baca.
Ef 1:3-14). Dengan demikian makna perayaan natal tidak berpusat pada
hari dan tanggal atau pada rutinitas kesibukan perayaan natal di bulan
Desember, tetapi pada kelahiran dan hadirnya Yesus Kristus di dalam diri setiap orang
yang telah menerima natal itu di dalam dirinya melalui proses lahir
baru yang dikerjakan oleh Allah Roh Kudus di dalam hidupnya (Yoh 3:5;
1Pet 1:23).
Pengalaman Ultimate
Menerima dan memiliki Yesus Kristus merupakan pengalaman menerima
kekayaan dan kemuliaan yang tak ternilai dan tak terbayarkan oleh hal
apa pun, bahkan sesungguhnya tidak ada manusia yang berhak dan layak
menerima Kristus di dalam dirinya kecuali hanya menerimanya sebagai
anugerah Allah semata (Ef 2:8-9; 1Pet 1:18-19; Mz 49:8-10). Keselamatan
tidak pernah merupakan produk dari usaha dan tindakan serta kemauan atau
pilihan manusia, sepenuhnya peristiwa natal dalam diri setiap orang
Kristen merupakan pemberian gratis (solagratia) dari Allah.
Kepada siapa anugerah itu diberikan dan karena apa seseorang menerima
anugerah itu diberikan semuanya dilakukan oleh Allah dalam kasih dan
kerelaan serta dalam kedaulatan dan rencana-Nya yang sempurna. Sehingga
tidak ada satu orang pun dapat membanggakan diri dan merasa “spesial”
ketika ia menjadi seorang Kristen dan memiliki hidup kekal di dalam
dirinya (1Yoh 1:11-13). Dampak dari menerima kelahiran Kristus (natal)
di dalam diri seorang Kristen adalah bahwa dalam kehidupan orang
tersebut memancarkan kembali pribadi Kristus (kasih dan kekudusan-Nya)
dalam tingkah laku dan perbuatannya sehari-hari. Perayaan natal terbaik
adalah sebuah demonstrasi kehidupan yang penuh dengan terang Kristus
dalam kehidupan sehari-hari yang memuliakan Allah (1 Pet 2:9). Seperti
tertulis dalam Matius 5:16: “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di
depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan
Bapamu yang di sorga.”
Mengapa berita kedatangan Kristus begitu penting
dan begitu berdampak besar bagi kehidupan manusia? Karena berita natal
adalah berita pembebasan kepada manusia yang sedang dijajah dan
terbelenggu oleh dosa dan dampak kekal yang diakibatkannya, yaitu
kematian kekal (Rm 6:23). Natal bukan hanya membebaskan manusia dari
dampak kematian kekal, namun ketika manusia hidup di dunia tanpa
kedatangan Kristus, maka hidup manusia akan tetap berada dalam
kesia-siaan belaka, tragedi terbesar dan penderitaan terbesar hidup
manusia tidak akan pernah terselesaikan. Sesungguhnya semua manusia
sedang berjalan dalam kegelapan, dan tanpa disadari oleh semua manusia
bahwa ia sedang berjalan menuju jurang kebinasaan (Yes 8:22, 9:1). Api
neraka yang menyala-nyala sedang menganga terbuka lebar untuk menyambut
kejatuhan dan kematian serta hukuman kekal manusia berdosa (2Pet 2:4;
Why 21:8). Namun Alkitab berkata: “Karena begitu besar kasih Allah akan
dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal” (Yoh 3:16).
The Spirit of Christmas
Kasih Allah yang besar adalah inti berita natal,
rencana dan tindakan penyelamatan hidup manusia dari kesia-siaan dan
kematian kekal, demostrasi penebusan dan penyelamatan yang bukan hanya
sekedar demostrasi kekuatan dan kekuasaan Allah untuk dapat menyelamatan
manusia. Namun lebih didasari oleh kasih yang sempurna yang penuh
dengan pengorbanan di kayu salib. Allah sendiri yang menetapkan harga
penebusan dan penyelamatan itu, manusia tidak dapat membayarnya,
sehingga Allah yang harus membayar “denda” (ransom) dari dosa
manusia dengan kematian Kristus di kayu salib (Im 17:11; Ibr 9:22).
Merayakan natal di bulan apa dan tanggal berapa pun tidak akan pernah
melanggar prinsip kebenaran Alkitab, kapan pun itu dirayakan dengan
maksud merayakan kasih dan kebaikan Allah di dalam pribadi sang
Juruselamat Dunia, Yesus Kristus akan tetap sah dan bermakna. Perayaan
natal di bulan Desember bisa menjadi satu momen perayaan masal di
seluruh dunia, tetapi perayaan natal yang sesungguhnya adalah merayakan
kelahiran Kristus penebus dosa di dalam tiap-tiap individu yang percaya.
Dengan demikian perayaan natal di bulan Desember bukan lagi untuk
diperdebatkan, namun dapat dirayakan dengan penuh sukacita dan gegap
gempita sebagaimana para gembala bersukacita ketika mendengar kabar
kedatangan sang Mesias Juruselamat ke dalam dunia (Luk 2:20). Semangat
(spirit) merayakan natal sesungguhnya adalah menghidupi dan menghadirkan
Kristus dalam kehidupan kita sehari-hari dengan selalu menjaga
kekudusan hidup, rajin menghasilkan perbuatan-perbuatan baik bagi orang
lain dan yang memuliakan Bapa di sorga. Perayaan natal yang sejati bukan
dengan pesta-pesta meriah dan bukan untuk pemuasan emosi melalui
ibadah-ibadah yang meriah. Semangat natal adalah semangat untuk
merendahkan diri dihadapan Allah, merendahkan hati dihadapan manusia,
semangat untuk mengasihi dengan tulus, semangat untuk mengampuni orang
yang bersalah. Semangat natal adalah semangat untuk selalu bersyukur dan
memuji Tuhan, semangat untuk mengasihi Allah dan sesama, semangat untuk
memuliakan Allah yang maha tinggi melalui setiap detail kehidupan kita.
Gloria in excelsis Deo!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar